Menuju Eliminasi Malaria 2023 Dinkes Bengkulu Tengah Lakukan MBS

Oleh Admin Dinkes
Dipublikasi Pada 12:13 | 02 Agustus 2022

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan plasmodium, yaitu makhluk hidup bersel satu yang termasuk dalam kelompok protozoa. Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang mengandung Plasmodium di dalamnya. Plasmodium yang berpindah ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk, lalu akan hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. World Malaria Report 2015 menyebutkan bahwa malaria telah menyerang 106 negara di dunia. (Prasetyo H, FKKMK UGM, 2022)

Eliminasi malaria di tingkat kabupaten/kota adalah upaya untuk menghentikan penularan malaria dalam wilayah geografi tertentu. Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu terletak di kawasan perbukitan merupakan habitat alami nyamuk Anopheles yang merupakan vektor malaria.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah mencatat sekitar 68 kasus malaria dalam setahun. Mulai 2019, jumlah kasus malaria turun menjadi 9 kasus lokal (indigeneous). Pada 2020 - 2021 tercatat 0 kasus lokal dan kasus impor.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah Ns. Gusti Miniarti, S.Kep.,MH mengatakan “Sejak di Canangkannya program Eliminasi Malaria kami belum berhasil mendapatkan Sertifikat Bebas Malaria di wilayah kami, dalam 2 tahun terakhir Alhamdulillah Kasus malaria baik lokal maupun impor tercatat 0 kasus, mudah-mudahan kita bisa memperoleh Sertifikat Eliminasi Malaria pada tahun 2023”,

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinkes Bengkulu Tengah Melalui Bidang P2P yaitu Strategi eliminasi dilakukan pada daerah endemis rendah. Kegiatan berupa penemuan dini pengobatan tepat, penguatan surveilans migrasi, surveilans daerah yang rawan perindukan vektor (reseptif) dan Penemuan kasus aktif (Mass Blood Survey).

Kegiatan Penemuan kasus aktif (Mass Blood Survey) dilakukan di wilayah yang merupakan Kantong Malaria Dusun 3 desa Trans Talang Donok wilayah kerja Puskesmas Sekayun Kecamatan Bang Haji Kabupaten Bengkulu Tengah mulai dari tanggal 1 s,d 4 Agustus 2022 dengan jumlah sasaran 72 KK/223 jiwa.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bengkulu Tengah Yoki Hermansyah, SKM.,MPH melalui Kasi P2PM Iwan Achmadi, S.Kep mengatakan

"kegiatan MBS (Mass Blood Survey) ini dilaksanakan agar dapat menemukan penderita secara dini dan memberika pengobatan secepat mungkin, juga sebagai alat bantu untuk menentukan musim penularan dan kewaspadaan dini terhadap terjadinya kejadian luar biasa malaria (KLB)”.

Disamping kegiatan MBS kami juga membagikan Kelambu yang berinsektisida sebagai upaya pencegahan untuk menlindungi masyarakat dari gigitan nyamuk Anopeles kata Iwan, Senin (01/8).

Yoki Hermansyah, SKM.,MPH menjelaskan, kegiatan MBS dan pembegian kelambu berinsektisida ini merupakan langkah strategi yang dilakukan Dinkes Bengkulu Tengah untuk mempertahankan agar tidak terjadinya kasus malaria baik lokal maupun impor sampai dengan akhir tahun ini agar di tahun 2023 Dinkes bisa mengajukan Eliminasi Malaria kepada Kementerian Kesehatan RI.

Dalam upaya mencapai eliminasi malaria tahun 2030, salah satu strategi yang dilakukan pemerintah pusat adalah mendorong komitmen pemerintah daerah, terutama pada daerah endemis tinggi, dalam hal pengendalian malaria dan juga dukungan aktif dari segenap pemangku kepentingan dan masyarakat lokal sendiri untuk turut berkontribusi secara signifikan dalam pencegahan malaria dan mempertahankan status bebas malaria bagi daerah-daerah yang sudah mencapai status eliminasi malaria. 

nya. (P2P/Yoki#Iwan)

+